Pelayanan Publik – Pajak 5 Tahun.
Friday, May 19, 2017
Disclaimer
Tulisan berikut adalah dokumentasi pengalaman salah satu bentuk pelayanan publik yang di negara ini sudah jauh luar biasa membaik dibandingkan jaman pra-reformasi ataupun era sebelum ramainya pemberitaan tentang sepak terjang tim saber pungli. Namun, mengiyakan vonis teman saya yang mengatakan bahwa saya adalah berdarah ‘critical thinking‘, bisa jadi yang terbaca adalah betapa belum baiknya pelayanan publik di negara ini. Sekali lagi harus saya tegaskan bahwa tulisan ini hanya bentuk dokumentasi dengan bumbu persepsi yang saya bangun sendiri. Semoga beberapa (puluh) tahun ke depan bentuk dan kualitas pelayanan publik kita sudah jauh lebih baik dari sekarang, sehingga orang dengan pola pikir ‘susahmujidangaksukadipuji’ seperti saya sudah kesulitan untuk memandangnya dengan sudut pandang yang biasa.
Selamat membaca.
Kisah dimulai ketika saya dengan semangat membara datang ke TKP pukul 08.00 WIB dan langsung dihadapkan dengan kenyataan bahwa loket baru akan buka pukul 08:30 WIB. Informasi ini juga dengan ramah disampaikan oleh petugas berseragam sembari mengepulkan asap rokoknya ke segala arah. Okeh. Saya tunggu setengah jam.
Antri di gedung cek fisik untuk (setengah berebut) mengambil formulir (gesek nomor rangka dan mesin kendaraan). Berhubung secara resmi pelayanan belum dibuka, maka antrian pun terjadi dengan metode seleksi alam. Siapa yang paling agresif dan bermuka semi bengis, maka dialah yang akan berada paling depan dan lebih dulu dilayani.
Alhamdulillah saya selamat dari fenomena ‘survival of the fittest‘ ini untuk kemudian mengalami cek fisik kendaraan saya. Berikutnya kembali ke Loket 2 untuk menyerahkan berkas-berkasnya lalu dihalau untuk melakukan fotokopi berkas-berkasnya. Apa yang harus difotokopi dan berapa banyak? hanya Tuhan dan tukang fotokopi serta petugasnya-lah yang tahu. Misteri. Nasib baik saya datang awal. Walaupun untuk ukuran orang yang datang kepagian, ramainya populasi pemilik kendaraan di kota ini terasa betul. Ndak percaya? Noh tengok.
Fotokopi berlabel misteri nan murah ini (hanya Rp. 2.000,00+Map Merah seharga Rp. 3.000,00) terlihat dari mahalnya senyum (boro-boro senyum, sukur-sukur gak dibentak) petugas fotokopinya. Sedikit tips di tempat ini, usahakan jangan terlalu banyak bertanya. Beliau kelihatannya kurang suka. Kalau dipanggil datang saja. Kalau ditagih, bayar saja. Oh iya, kalau anda kelihatan celingak-celinguk agak kebingungan, biasanya ada oknum yang kurang jelas identitasnya akan menghampiri, menawarkan jasa seolah-olah bagian dari pelayanan resmi, namun mereka tidak berseragam. Lumayan ramah kalau yang ini, serahkan formulir dan seluruh berkas, aman. Dituliskan, disusun, distapler, diinformasikan tahapan berikutnya. Cuma seharga ‘upah nulis + uang minum’ seikhlasnya. Kalau yang ini tak perlu ditanya legalitas keberadaan dan kegiatannya, apalagi harganya. Dijamin mesem-mesem doank dia-nyah.
Lanjut ke gedung utama, barter badge dengan kartu identitas (biasanya SIM atau KTP untuk nanti bisa diambil kembali kalau urusan sudah selesai) di pintu masuk utama yang ada gerbang mirip di bandara, tapi entah berfungsi entah tidak. Di sebelah kiri ada 2 orang petugas yang kalau diajak ngomong entah kenapa gak mau tatap muka. Nah nanti dikasih formulir sama petugas yang paling kiri, lalu lanjut ke petugas sebelah kanannya. Didalam gedung utama ini ada petugas yang khusus membantu masyarakat mengisi formulir, lumayan ramah dan gratis kalau yang ini.
Kembali dihalau untuk keluar dari gedung utama, jalan lagi ke gedung cek fisik lantai 2, cari Loket Penomoran untuk (sepertinya) hanya minta di-tera-kan stempel. Jalan lagi ke gedung utama di Loket 1 – Ganti ST*K 5 Tahun (Pendaftaran dan Penetapan). Menunggu sebentar lalu dipanggil.
Lanjut ke Loket 2 – (Pembayaran dan Penyerahan). Waktu menunjukkan pukul 09.06 WIB ketika selesai dari loket ini. Ajaibnya, Si Mbak dengan inisial ‘RI’ ini, yang adalah teller bank plat merah milik daerah ituh ngitung uang dua juta dalam pecahan 50 ribu-an aja pake mesin hitung uang! Dengan gesture yang sepertinya gak kepengen cepat. Bujubuneng, kan cuma 40 lembar? Eh, iya kan?.
Di beberapa tiang tercantum pengumuman tentang standar waktu pelayanan Perpanjangan 5 Tahun / Ganti Plat = 50 Menit (Katanya sih sesuai dengan Standart Waktu Penerbitan STNK berdasarkan ISO 9001-2008 (dengan syarat : Persyaratan Lengkap)). Mohon maaf buka-tutup kurungnya bertumpuk, maklum yang nulis punya background bahasa pemrograman (hal ini wajar dalam dunia ‘coding‘). Di tulisan berikutnya saya akan coba gunakan bentuk flowchart agar lebih sederhana dan mudah dipahami.
Atmosfir di gedung utama lumayan nyaman ketika jumlah pengunjung belum terlalu membludak. Pendingin ruangan jauh dari dingin, tapi juga tidak dekat dengan panas. Bonus yang menemani sewaktu menunggu adalah alunan suara Bon Jovi dengan Bed of roses-nya diikuti dengan track dari tembang-tembang evergreen bin everlasting dari koleksi tahun 60’s, 70’s dan 80’s. Not bad. Lumayan buat nostalgia mengenang masa-masa orde baru. Hahaha..
And the long wait.
Pukul 09:45 selesai. Dipanggil oleh petugas dengan inisial P yang ramah dan menggunakan pengeras suara.
Daaa..
Beberapa fitur penghibur hati yang sempat tertangkap hasil observasi sendiri di tempat pelayanan publik ini:
- Ruang tunggu lansia/sakit/hamil/ibu menyusui, tapi kok ada bapak-bapak muda didalamnya? Entahlah;
- Free wifi yang dicariin gak ketemu-ketemu. Sekali nemu sinyalnya poor dan terproteksi password. Yo weslah;
- Koran juga ada, daripada nonton tipi yang banyak semut dan gak ada suaranya ituh;
- Loket Informasi (Tempat pelayanan keluhan masyarakat);
- Larangan merokok dimana-mana, sebagai akibatnya satu langkah dari pintu masuk/keluar gak sulit nyari petugas yang sedang nikmat ngerokok. Dan gak jarang di dalam ruangan tercium semilir asap rokoknya;
- Toilet? Ya gitu deh. Alhamdulillah ada. Aer dari keran juga ngucur. Aroma? Jangan ditanya. Suhu udara? Ada outdoor unit pendingin ruangan disitu. Silahkan kalkulasikan sendiri suhu ruangannya. Hahaha..
- Ada tulisan : Segala bentuk pengaduan/keluhan SMS ke : 081273542001.
Saya harus sampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas perubahan pelayanan yang drastis ini. Saya sempat juga mengalami masa pelayanan yang semuanya gelap, tidak jelas waktu, biaya dan prosedur/mekanismenya. Yang saya jalani sekarang ini boleh dikata adalah terobosan yang luar biasa. Paling tidak saya bisa melenggang dengan sabar mengikuti seluruh rangkaian alur dan prosedurnya serta menyelesaikan sendiri urusan saya. Tanpa harus terpaksa atau dikondisikan untuk meminta bantuan pihak ketiga yang 99,9% tidak gratis alias berbayar lebih dari tarif resmi.
Oh iya. Kalau mau datang ke tempat ini, berpakaianlah yang pantas (menurut budaya ke-timur-an). Anda yang bercelana pendek dan/atau bersendal jepit boleh jadi tidak diperbolehkan masuk oleh petugas di depan pintu masuk utama yang juga berfungsi sebagai pintu keluar di gedung utama.
Sekian saja.
Bravo pelayanan publik di Indonesia.
Perbaiki terus, tingkatkan terus, layani terus.
Wassalam.